Tuntunan yang diberikan Pendiri Pondok
Pesantren Assalafi Al Fithrah Hadhratus Syaikh KH. Achmad Asrori Al Ishaqy, ra.
kepada
Perguruan Tinggi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang
pada abad 21 ini semakin mendesak. Ada tiga alasan mengapa pengembangan SDM
menuntut untuk dikembangkan dalam abad ini, yaitu :
1)
Alasan ekonomi obyektif. Bahwa
keseimbangan pembangunan hanya dapat diperoleh apabila pertumbuhan ekonomi
dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Sementara pertumbuhan membutuhkan pendidikan
produktivitas, untuk itu perlu penerapan teknologi. Sedangkan teknologi hanya
dapat dikuasai dan diterapkan oleh SDM yang berkualitas.
2)
Alasan kompetisi global. Dengan
memasuki abad 21 atau globalisasi, maka tidak terhindarkan adanya persaingan
yang terbuka. Untuk memasuki persaingan global ini dituntut adanya kemampuan
penguasaan bidang profesinya, kemampuan teknologi (dalam rangka kualitas
produk), kemampuan manejemen dan
efisiensi yang tinggi. Oleh sebab itu ada tiga sebab yang berkaitan dengan
standart kualitas SDM meliputi: kreatif, produktif dan berkepribadian.
3)
Alasan spritual, yaitu SDM unggul
yang tidak saja tinggi dalam penguasaan IPTEK tetapi juga kuat dalam IMTAQ.
Kehidupan abad 21 tidak saja membutuhkan insan-insan yang cerdas, memiliki SDM
berkualitas dan prduktif, tetapi juga tenaga yang bermoral yang komitmen
terhadap etika amaliyah salafussholih. Untuk memenuhi ketiga alasan itu
diperlukan berbagai upaya pemikiran, analisis, usaha, rencana, dan
tindakan-tindakan yang sistematis.
Ma’had Jami’ah bertujuan mencetak sumber daya
manusia yang kreatif, produktif dan berkepribadian. Dengan kata lain, lulusan
yang memenuhi tuntutan masyarakat yaitu ‘Ulama yang intelek profesional dan
atau intelek profesional yang ‘Ulama.
Untuk mewujudkan harapan tersebut
tidak bisa hanya mengandalkan pada kegiatan-kegiatan formal akademis, tetapi
juga diperlukan penciptaan suasana yang kondusif dan islami. Salah satu
upayanya adalah melalui pembinaan intensif di Ma’had Jami’ah (mahasiswa dibina secara intensif di dalamnya).
Saat ini, dilihat dari segi
keberadaannya, Ma’had mahasiswa di Indonesia baik yang ada di lingkungan
Universitas, Institut, maupun Sekolah Tinggi dapat diklasifikasikan menjadi
tiga model.
Pertama, ma’had mahasiswa adalah
tempat tinggal para mahasiswa yang masih aktif kuliah dan berprestasi dengan
indikator nilai Indek Prestasi (IP) tinggi. Kegiatan yang ada di asrama ini
adalah kegiatan yang diprogramkan oleh para penghuninya, sehingga melahirkan
kesan terpisah dari cita-cita perguruan tinggi.
Kedua, ma’had mahasiswa adalah
tempat tinggal pengurus, aktifis intra, dan ekstra kampus. Kegiatan yang ada di
asrama ini banyak terkait dengan kegiatan rutinitas intra dan ekstra kampus
tanpa ada kontrol dari pimpinan perguruan tinggi.
Ketiga, ma’had mahasiswa adalah
tempat tinggal para mahasiswa yang memang berkeinginan untuk bertempat tinggal
di asrama kampus tanpa ada persyaratan tertentu. Oleh sebab itu, kegiatan yang
ada di asrama model ketiga inipun tidak menentu. Model asrama ketiga ini lebih
banyak menonjolkan unsur-unsur bisnisnya.
Pendiri Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah
dalam hal ini diwakili oleh Kepala Pondok memandang bahwa pendirian Ma’had Jami’ah yang program-program
kegiatannya berjalan secara integral dan dirancang secara sistematis dengan
mempertimbangkan program-program perguruan tingginya sebagai kesatuan kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan perlu dilakukan. Hal ini didasarkan pada data
empirik keberadaan ma’had mahasiswa yang sudah ada dan tujuan perguruan
tingginya. Karena itu, Pondok Pesantren perlu memiliki ma’had/pesantren bagi mahasiswanya.
merit casino【VIP】tipster bet free bonus
BalasHapus【WG98.vip】⚡,best gambling 메리트 카지노 고객센터 sites in the world,best casino bonuses,best free slots,best jackpots,best jackpot 카지노사이트 city gambling free kadangpintar casino